Change the world by words. Think anything, anywhere. Create the imagination, then Let's share the inspirations.

25 April 2011

Ibuku: Bila Ingin Menjadi Muslim, Bacalah Injil Hingga Akhir !


Kisah saya bermula pada tahun 1979. Kisah dimana saya dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat religius. Sebelum memeluk agama Islam, keluarga kami menganut Ortodoks Katolik Roma. Keluarga amat memahami dan secara aktif terlibat dalam urusan gereja. Kami punya pendeta, biarawati dan misionaris sebagai bagian dari keluarga kami.

Kakek saya merupakan pendiri gereja di Kerala, India. Keluarga saya berpegang kepada idealisme. Kami mencintai Pencipta kami walaupun telah menyimpang dari jalan benar, dan senantiasa berusaha untuk menjadi insan yang baik. Kami bangga dengan diri kami sebagai orang-orang yang beriman dan yang terbaik di kalangan kami ialah ibu kami.

Dalam banyak hal ibu kami dijadikan sebagai model terbaik untuk wanita-wanita lain oleh pendeta kami. Ibu kami adalah model bagi wanita Kristiani. Dia membaca injil secara rutin dan mengamalkan agama ini dengan sungguh-sungguh.

Untuk memulai kisah, ibu saya memiliki beberapa pengalaman spiritual yang menimbulkan rasa tidak puas hati dengan agama kristen. Dia mengalihkan pandangannya kepada Injil untuk mendapatkan jawaban. Sayangnya ia hanya membawanya lebih jauh dari apa yang dianggap mulia baginya.

Pada masa tersebut, seorang pengacara bermana Ibrahim Khan bekerja dengan ayah dan ibu saya sebagai penasihat legal, itupun dalam jangka masa yang singkat karena pengacara kami libur, sementara ayah dan ibu saya memerlukan nasihat berhubung masalah bisnis. Sebagai seorang muslim yang berpengetahuan, dia telah memperkenalkan Islam kepada ibu saya dan beberapa pekan setelah itu, ibu saya memeluk agama Islam. Ketika itu usia saya sekitar 13 tahun.

Kondisi saya agak membingungkan, sebab saya adalah anak sulung. Keluarga saya berpisah karena ibu saya merasakan bahwa perkahwinan tersebut telah menjadi kosong dan sia-sia. Saya membenci Islam karena saya yakin Islamlah yang menyebabkan perpecahan terjadi dalam keluarga saya. Ayah saya juga akhirnya meninggalkan kami. Sekalipun demikian, anehnya, saya amat suka dengan suara azan.

Pada waktu itu saya membenci Islam dan saya bisa menjadi apa saja selain muslim. Sekalipun demikian, saya amat menghormati dan mencintai ibu saya. Saya sungguh-sungguh tidak faham kenapa ia bisa berubah begini. Saya ingin sekali memahami kenapa ia memilih Islam, sebagai seorang perempuan yang berpendidikan, lalu memilih agama kuno semacam Islam. Suatu hari saya bertanya kepadanya, jawaban yang diberikan sangat mudah. "Bacalah Injil dari halaman ke halaman."

Dari situ dimulailah perjalanan spiritual saya. Benar, saya masih muda, tetapi Tuhan telah memberikan saya kedewasaan untuk memahami apa yang saya baca. Saya menemui begitu banyak sekali inkonsisten dan kontradiksi dalam Injil. Saya menemui perkara-perkara yang disebutkan dalam Injil, tetapi tidak dipatuhi oleh umat Kristen.

Saya juga menemui perkara-perkara yang saya rasakan tidak masuk akal. Saya menemui persyaratan perjanjian yang tidak dipatuhi. Lebih aneh lagi, saya bahkan menemui ayat yang menyebutkan tentang Nabi Muhammad Saw. Tetapi saya begitu keras kepala dan enggan untuk menerima kebenaran ketika itu.

Ingin Memahami Islam, Bacalah Surat Al Ikhlas Berulang Ulang.
Saya tetap mempelajari Kristen dan mula mempelajari perbandingan agama tetapi mengelakkan diri dari mempelajari Islam. Pada waktu-waktu itulah ibu saya mengirimkan saya surat dan terjemahan al-Ikhlas dan ia menjadi satu daya tarik yang kuat bagi saya. Saya membaca terjemahannya sepanjang hari dan berulang-ulang kali. Ia menjadi seperti tasbih buat saya. Sehingga pada akhirnya tidak ada lagi ayat atau kata-kata lain yang bisa memuaskan hati saya. Akhirnya saya berpaling pada al-Quran dan benar-benar terpesona dengan keindahannya!!. Inilah kebenaran yang selama ini saya cari!.

Di sini semua persoalan saya terjawab! Saya tahu bahwa saya telah menemukan nasib saya. Saya telah mempelajati Islam selama 2 tahun dan saya benar-benar bersyukur. Pada ketika itu usia saya sekitar 15 tahun.

Dianggap Membosankan, Bibel pun Dibuat Majalah



Kitab Perjanjian Baru yang memuat ajaran Kristen kini tersedia dalam bentuk seperti majalah, lengkap dengan gambar ilustrasinya. Bibel ukuran terbaru itu diyakini akan laris di pasaran.

Penerbitnya, Andreas Volleritsch, sebagaimana dilansirInquirer hari Rabu (20/4) mengatakan bahwa 30.000 eksemplar majalah tersebut telah disebarkan ke berbagai tempat dan bisa dibeli di toko-toko koran terkemuka, bandara dan terminal bus di Jerman, Swiss serta Austria.

Ide pembuatan Kitab Perjanjian Baru dalam bentuk majalah itu berasal dari Volleritsch dan temannya Oliver Wurm, ketika dua tahun lalu mereka menyadari begitu “membosankannya” membaca Bibel versi klasik yang dicetak dalam ukuran kecil.

Beberapa kutipan dan paragraf dalam majalah ditonjolkan dan gambar-gambar ilustrasi menghiasi halaman di dalamnya.

Majalah setebal 244 halaman itu dijual dengan harga 9,20 euro atau 13 dolar. Menurut Volleritsch proyek yang sama akan ia lakukan terhadap Kitab Perjanjian Baru.

Dengan diciptakannya Bibel versi majalah, cukup membuktikan jika Bibel betul betul sebuah kitab yang penuh "penyempurnaan".


---------------

14 April 2011

Dialog Nabi Muhammad Dengan Iblis

Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.


Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras.”

Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu.


Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),

“Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” 

Maka jawab Nabi dengan marah, “Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.


Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?”

Taklimat Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya.”

Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu.”

Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.


13 April 2011

NATIONAL HERITAGE CAIRO STYLE

Evert Schreur

‘The Musafirkhana was beautiful. It gave you a feeling for work. You were surrounded by nice woodwork, calligraphy and coloured glass windows. You were in the centre of Cairo, but you didn’t hear any noise’. Painter Mohammed Abla is soft-spoken yet very angry. Standing in the courtyard of the burned Musafirkhana palace in the heart of Islamic Cairo, Abla sighs and moans. For 21 years he had his studio in this late 18th-century Ottoman palace. In the ‘60s, the then Minister of Culture, Sarwat Okasha, had decided in a fit of wisdom to provide studios for artists in the Musafirkhana.
Last October the building burned down and Abla lost 90 percent of his work. With real estate speculation thriving in the neighbourhood, Abla thinks it was arson. ‘The government people say the fire started by a burning rubbish pile in the alley outside. They promised an investigation. I do not believe them. For them the Musafirkhana was just number 20 out of many other numbers. They don’t care. Corruption has no feeling’.
Whether arson or negligence, the loss of the Musafirkhana is a case in point in the steady decline of the old Fatimid city of Cairo. On a list of 622 monuments drawn up in 1950, the Musafirkhana was registered as number 20. At the time the list included some 130 buildings that did not exist anymore. They were listed deliberately to meet the UNESCO criterion of 600 historic buildings to secure for the city of Cairo the status of ‘world heritage’. Since 1950 another 20 to 30 buildings on the list have been demolished. During the Nasser era, preservation of Islamic architecture was a non-issue. In those days the Egyptian Antiquities Organization had an annual budget of LE600. In the Gamaliyyah district of Islamic Cairo several monuments were demolished to make room for schools. In the ‘70s and ‘80s, the notion of preservation finally dawned upon the authorities. However, most attention was given to Egypt’s pharaonic past. It was only after the 1992 earthquake – which caused only minor damage – that the government felt challenged by the Islamists, notably the Muslim Brotherhood, to start paying attention to the country’s Islamic architectural heritage. The most manifest initiatives, however, were taken by Ismailis from abroad who felt strongly attracted to the old capital of the their medieval Fatimid caliphate. Apart from the Agha Khan Foundation, a group of Bohras from Pakistan and India raised capital to refurnish the Al-Hakim Mosque – named after the disputed Fatimid caliph – in an Indian sub-continental style, with outlandish white stone battlements. By 1998, the Antiquities Organization, meanwhile renamed the Supreme Council for Antiquities – had its budget for Fatimid Cairo raised to LE247 million.
Still very little has been done to save the city from total collapse. The problems are numerous. Especially in Egypt there is no public debate yet on what restoration should be.
Critique and self-critique are taboo. All experts involved in the politically sensitive preservation business, Egyptian and foreigners alike, are only willing to talk on condition of anonymity.

08 April 2011

TIPS MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI OPERATING SISTEM

Taukah kita sejak umur berapa Muhammad SAW belajar Al-Qur’an dan berapa lama beliau belajar Al-Qur’an ? yach… umur 40 th Muhammad SAW baru mulai belajar Al-Qur’an, karena Wahyu Al-Qur’an turun ketika Muhammad SAW berumur 40 th dan belajar Al-Qur’an selama 23 th karena wahyu Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur selama 23 th, artinya apa ? berapapun umur kita saat ini tidak ada kata telat untuk bisa belajar dan menikmati Al-Qur’an

Taukah kita berapa lama sahabat Umar bin Khathab belajar Al-Qur’an dan baru bisa menikmati Al-Qur’an ? yach… Beliau baru bisa menikmati Al-Qur’an setelah belajar selama 20 tahun, artinya apa ? tidak ada yang instan untuk dapat menikmati segala sesuatu, semuanya butuh PROSES. Namun kita tidak usah berkecil hati dulu karena zaman kita didukung dengan kecanggihan teknologi sehingga proses itu bisa kita percepat dan lebih mudah namun tetap bertahap sedikit demi sedikit.

“ Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya “. (A-Qiyamah:16-19 )

Sahabat, sebuah PC atau Notebook baru akan bisa bekerja dan fungsional sebagaimana yang kita inginkan ketika telah terinstall didalamnya SISTEM OPERASI ( Operating Sistem  = Windows atau yang lainnya ), demikian halnya sesosok tubuh kita ini adalah sebuah hardware yang akan mampu bekerja dengan benar dan maksimal sebagaimana MAUNYA Allah Sang Pencipta ketika kita berhasil mengistallasi  SISTEM OPERASI yang diberikan Allah kepada kita yaitu Al-Qur’an. Lalu bagaimana cara menginstallasi Al-Qur’an dalam diri kita agar menjadi Sistem Operasi yang tangguh ?

Yang Pertama, Jadikan Al-Qur’an Sebagai Kurikulum Wajib Seumur Hidup Kita.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...