Change the world by words. Think anything, anywhere. Create the imagination, then Let's share the inspirations.

02 December 2011

Antara Hujan dan Hajatan

Adalah para pengusaha sewa tenda, sound system, peƱata rias dan juga pengusaha hiburan yang ikut mendapat berkah dari banyaknya orang yang mengadakan hajatan di bulan Dzulhijjah. Hampir sepanjang bulan jasa mereka selalu dipakai dalam berbagai acara hajatan, hingga terkadang ada beberapa permintaan yang tak mereka terima karena waktunya yang bersamaan. Selain para penyedia jasa tersebut, ada sebuah tim kepanitiaan yang berperan penting dalam sukses tidaknya sebuah hajatan. Shohibul hajat biasanya menyerahkan sepenuhnya kepada panitia hajatan yang sudah dibentuknya jauh-jauh hari. Di luar semua itu, ada juga yang tidak tercantum dalam daftar kepanitiaan namun keberadaannya dianggap penting oleh sohibul hajat maupun panitia hajat itu sendiri. Dialah ‘pawang hujan’. Keberadaan pawang hujan bagi beberapa orang yang hendak menyelenggarakan hajatan dirasa penting mengingat bulan Dzulhijjah tahun ini bertepatan dengan datangnya musim hujan.

“Apa tuan rumah tidak minta bantuan sama Ki xxx agar tidak turun hujan sepanjang hari ini?” tanya seorang laki-laki separuh baya yang berdiri di samping kananku kepada salah satu anggota panitia hajatan, saat kami berteduh di teras rumah tetangga sohibul hajat. Sore itu hujan turun dengan derasnya, malah disertai kilat dan petir yang menggelegar. Tenda mewah warna putih dan merah memang mampu menghalangi air hujan bagi para tamu undangan, namun tak mampu mengatasi air yang menggenang di bawahnya. Aku dan beberapa tamu yang datang sore itu terpaksa harus berdiri berdesakan di teras salah satu rumah kerabat shohibul hajat.

Kembali pada pertanyaan lelaki separuh baya tadi, sepertinya dia menyebut nama seseorang yang sudah dikenal luas sebagai pawang hujan. Aku berharap, panitia berseragam batik lengan panjang di sebelahnya menjawab dengan tegas bahwa hajatan yang digelar hari itu tanpa campur tangan segala macam pawang. Namun, aku harus kecewa karena sepertinya pihak panitia menggunakan jasa orang yang dimaksudkan tadi.

“Sudah Pak, kami sudah meminta bantuan pada beliau. Shohibul hajat juga sudah dikasih tahu agar tidak mandi sepanjang hari ini, dan (maaf) pakaian dalam shohibul hajat juga sudah dibuang ke atap rumah, tapi kok tetap hujan juga ya?” jawab anggota panitia itu memupuskan harapanku.

01 December 2011

Komunikasi Efektif Suami Istri

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai pasangan suami istri yang terjebak dalam konflik berkepanjangan, hanya karena sebab yang sepele dan remeh. Mereka tidak mampu mengungkapkan keinginan dan perasaan secara lancar kepada pasangannya, yang berdampak muncul salah paham dan memicu emosi serta kemarahan pasangan. Ini menunjukkan adanya komunikasi yang tidak lancar, sehingga berpotensi merusak suasana hubungan antara suami dengan istri.

Ternyata, komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan keharmonisan kehidupan rumah tangga. Gagal berkomunikasi bisa mengancam keutuhan sebuah keluarga, bahkan sampai ke tingkat perceraian. Sebenarnya apakah maksud komunikasi, dan bagaimana agar bisa berkomunikasi secara efektif kepada pasangan?

Makna Komunikasi

Komunikasi adalah aktivitas menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan atau perasaan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Komunikasi juga bermakna sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. (B S Wibowo, 2002).

Yang dimaksud dengan komunikasi efektif adalah sebuah bentuk komunikasi dimana pesan yang disampaikan berhasil mencapai sasaran dengan feedback (respon) yang sesuai dengan tujuan. Jika suami menghendaki “Aku ingin dibuatkan teh panas manis”, maka istri mengerti persis setingkat apa panasnya dan seperti apa tingkat kemanisannya. Jika istri membuatkan kopi pahit, maka jelas ini bentuk komunikasi yang terdistorsi secara berlebihan.
Jika istri menghendaki, “Aku ingin engkau perhatikan”, maka suami mengerti persis bentuk perhatian seperti apa yang diinginkan istri dan menyenangkan hati istri. Jika suami justru pergi meninggalkan rumah dengan marah, ini menandakan proses komunikasi yang terlalu jauh menyimpang.

Pondasi Utama

Jauh sebelum berpikir tentang upaya membangun komunikasi efektif, hal yang pertama kali harus dimiliki adalah menciptakan visi keluarga yang jelas. Suami dan istri harus memiliki cita-cita besar (vision) yang terang benderang, dan menjadi sebuah ikatan moral yang kokoh untuk diwujudkan dalam kehidupan. Visi inilah yang akan menuntun arah perjalanan kehidupan keluarga agar tidak menyimpang dan tidak berbalik arah.

Visi keluarga adalah surga. Ingin mendapatkan kebahagiaan kehidupan di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Mendapatkan surga dunia dalam rumah tangga, dan mendapatkan surga akhirat di taman keabadian yang dijanjikan-Nya. Inilah visi yang sangat kokoh, yang mengikat kehidupan keluarga menuju kepada muara yang sangat jelas dan indah.

Dengan visi ini, suami dan istri akan selalu berusaha membahagiakan pasangannya. Selalu berusaha untuk menciptakan keluarga yang bahagia, dan bersama masuk surga.

10 Prinsip Komunikasi Efektif

Ada banyak orang berkomunikasi, namun tidak mendapatkan tanggapan seperti yang diharapkan. Ternyata pesan tidak sampai kepada pasangan, atau pesan sampai kepada pasangan tetapi dengan terdistorsi. Dampaknya komunikasi tidak pernah nyambung dan masing-masing merasa tidak nyaman dalam berkomunikasi. Hal ini akan mengakibatkan kemalasan dalam komunikasi dan memilih pasif.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...