Change the world by words. Think anything, anywhere. Create the imagination, then Let's share the inspirations.

31 December 2011

“Buat Apa Berkerudung Kalau Kelakuan Rusak” Benarkah?

Perempuan yang baik adalah yang bagus agamanya, yang dimaksud ‘agamanya’ adalah agama dalam hati bukan dalam penampilan. Pertanyaan, “Berarti lebih bagus perempuan tidak berkerudung tapi baik kelakuannya (beragama) daripada perempuan berkerudung yang tidak beragama (tidak baik kelakuannya)? 

Jawab: “Yang lebih bagus adalah perempuan yang berkerudung dan beragama sekaligus.”

Kenapa?

Realitas memperlihatkan kepada kita bahwa perempuan berkerudung lebih banyak yang beragama ketimbang perempuan yang tidak memakai kerudung.
Jika ada perempuan tak memakai kerudung tapi beragama (berakhlaq), maka itu adalah pengecualian dari perempuan-perempuan tak berkerudung yang rata-rata kurang berakhlaq.
Begitu pula jika ada perempuan berkerudung tapi tidak/kurang beragama, maka itu adalah pengecualian dari perempuan-perempuan berkerudung yang rata-rata beragama.

Kerudung adalah setengah petunjuk kalau wanita yang memakai kerudung tersebut adalah wanita beragama, setengahnya lagi adalah hati atau perilaku kesehariannya.
Bila perilaku keseharian seorang wanita muslimah sudah bagus namun belum berkerudung, segera lengkapi dengan kerudung, agar setengahnya terlengkapi dan menjadi sempurna. Begitu pula jika seorang wanita muslimah sudah berkerudung, namun akhlaq atau perilaku kesehariannya masih tidak baik, segera lengkapi dengan akhlaq yang baik, agar setengahnya terlengkapi dan menjadi sempurna.

Jadi, jangan ada lagi orang yang berkata “Buat apa berkerudung kalau kelakuan seperti wanita tak beragama (tidak baik), lebih baik tidak berkerudung!!”

Pernyataan itu keliru karena beberapa alasan:
Pertama: Alasan Syar’i
Pernyataan tersebut sama dengan menyeru perempuan untuk melanggar apa yang telah Allah perintahkan kepada wanita muslimah. Di dalam Al-Quran Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab: 59)

Kedua: Alasan Logis
Dikatakan sebelumnya bahwa wanita muslimah yang baik akhlaqnya namun tak berkerudung baru setengahnya menunjukkan kalau wanita tersebut beragama, karena setengahnya lagi adalah kerudung, berarti wanita yang tidak baik kelakuannya dan tidak berkerudung, tidak setengah pun menunjukkan bahwa wanita tersebut beragama. Maka, bukankah ini lebih parah nilainya di mata agama? Oleh karena itulah pernyataan di atas tidak menjadi solusi yang tepat.

Solusi yang Tepat
Bagi wanita muslimah yang sudah berkerudung dan merasa kalau akhlaq atau perilakunya masih jauh dari akhlaq seorang wanita muslimah yang sebenarnya, tidak perlu terhasut dengan pernyataan “Buat apa pakai kerudung, kalau…. dst” lantas melepas kerudungnya karena malu.

20 December 2011

Zaman Sekarang, Masih Mau Pacaran???

Allah memberikan rizki sesuai dengan kebutuhan hambaNya dan di waktu yang menurut Allah terbaik untuk kita mendapatkannya. Jodoh adalah salah satu rizki yang Allah persiapkan untuk kita.

Allah akan memberikan jodoh pada kita di saat yang tepat. Bukan sesuai dengan keinginan kita. Seringnya kita menginginkan sesuatu hanya berdasarkan pada keinginan bukan pada kebutuhan. Allah Maha Tahu, kapan kita akan siap untuk menerima sebuah tanggung jawab besar untuk membentuk suatu peradaban kecil yang di mulai dari sebuah keluarga.

Karena menikah bukan hanya penyatuan dua insan berbeda dalam satu bahtera tanpa visi dan tujuan yang pasti, berlayar tanpa arah atau berlayar hanya menuju samudera duniawi. Menikah adalah penggenapan setengah agama karena menikah adalah sarana ibadah kepada Allah. Dalam tiap perbuatan di dalam rumah tangga dengan berdasarkan keikhlasan dan ketaqwaan maka ganjarannya adalah pahala. Tapi jika menikah hanya berdasarkan nafsu atau bahkan mengikuti perputaran kehidupan dunia, maka hasilnya pun akan sesuai dengan yang di niatkan.

Karena menikah adalah ibadah. Menikah adalah sunnah di anjurkan Rasulullah. Menimbun pahala yang terserak di dalam rumah tangga. Dan semua manusia yang normal pasti akan mendambakan suatu pernikahan. Merasakan suatu episode hidup dimana kita akan memulai segala sesuatu yang baru. Yang dahulu kita berperan sebagai seorang anak dengan berbagai kebahagiaan bermandikan kasih sayang orang tua. Maka menikah adalah suatu gerbang menuju pembelajaran menjadi orang tua kelak. Kita bukan lagi sebagai penumpang di mana mengikuti arah kehidupan yang di tentukan orang tua, melainkan kita akan menjadi driver untuk kehidupan kita sendiri kelak. Kita bisa saja mengikuti jalur yang telah di lewati orang tua, jika memang itu jalur yang tepat. Tapi jika jalur itu tak sesuai dengan arah tujuan kehidupan rumah tangga kita yaitu jalur keridhaan Allah, maka kita pun harus mencari jalur yang tepat.

Karena menikah itu adalah satu kebaikan maka seharusnya harus di mulai dengan yang baik pula. Misalnya, ketika kita ingin lulus ujian, maka kita harus belajar yang giat bukan bermalas-malasan.

Ayat Allah masih jelas tertera dalam kitabNya, bahwa pria yang baik akan mendapatkan wanita yang baik pula dan sebaliknya. Dan ayat itu masih sama dengan pada saat Allah turunkan beribu tahun yang lalu. Janji Allah pun tergambar melalui ayat itu dan Allah Maha Menepati janji. Lalu mengapa kita masih meragukan janji Allah itu??

Masih haruskah berpacaran??

Mengenal lawan jenis dengan dalih untuk mengenal pribadi masing-masing. Padahal kenyataannya, hanya sedikit kejujuran yang di tampakkan pada saat pacaran. Rasa takut yang besar untuk di tinggal pasangannya atau hendak mengambil hati pasangannya membuat mereka menyembunyikan keburukan yang terdapat dalam dirinya. Sudah menjadi rahasia umum, jika usia pacaran yang lama tak menjamin bahwa itu menjadi suatu jalan untuk memuluskan hubungan menuju jenjang pernikahan. Sudah tak menjamin adanya pernikahan setelah sekian lama menjalin masa pacaran, juga banyak di bumbui pelanggaran terhadap rambu-rambu Allah. Maksiat yang terasa nikmat.

Zaman sekarang, berpacaran sudah selayaknya menjadi pasangan suami istri. Si pria seolah menjadi hak milik wanita dan si wanita kepunyaan pribadi si pria. Mereka pun bebas melakukan apapun sesuai keinginan mereka. Yang terparah adalah sudah hilangnya rasa malu ketika melakukan hubungan suami istri dengan sang pacar yang notabene bukan mahram. Padahal pengesahan hubungan berpacaran hanya berupa ucapan yang biasa di sebut “nembak”, misalnya “I Love You, maukah kau menjadi pacarku?” dan di terima dengan ucapan “I Love You too, aku mau jadi pacarmu”. Atau sejenisnya. Hanya itu. Tanpa adanya perjanjian yang kuat (mitsaqan ghaliza) antara seorang hamba dengan Sang Pencipta. Tanpa adanya akad yang menghalalkan hubungan tersebut. Hubungan pacaran tak ada pertanggungjawaban kecuali pelanggaran terhadap aturan Allah. Karena tak ada yang namanya pacaran islami, pacaran sehat atau apalah namanya untuk melegalkan hubungan tersebut.

Rumus Cinta Wanita Karir


Tulisan ini saya peruntukkan bagi para wanita karir baik yang belum menikah, akan menikah ataupun sudah menikah dan mempunyai anak, dengan maksud tidak menggurui, hanya ingin sedikit berbagi pengalaman ataupun berbagi informasi dari kejadian di sekitar saya.

Bermacam-macam posisi wanita pekerja (wanita karir) di berbagai tempat baik dari tingkatan terendah sampai tertinggi pasti memiliki cara pandang tersendiri tentang cinta. Ada yang mengartikan cinta itu indah seperti sebuah taman penuh dengan bunga berwarna-warni, teduhnya pepohonan serta menghadap sebuah danau dengan air yang jernih atau bahkan ada gemericik air mancur, di dalamnya ada ikan yang hilir mudik berkejaran dengan riang gembira, ditambah sejuknya udara, rasanya kita ingin berlama-lama menghabiskan waktu di sana. Sebaliknya, ada yang mengartikan cinta itu kejam, di saat kita merasa disakiti oleh orang yang kita cintai atau kita tidak mendapat balasan atas rasa cinta kita terhadap seseorang atau sesuatu yang menurut kita berarti.

Cinta tertinggi tentunya hanya kita peruntukkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat dari-Nya yang selalu tercurah untuk kita, dengan keindahan cinta kepada-Nya membuat kita menjalani hidup ini dengan bahagia karena seberat apapun beban yang menghimpit, jika kita dekat kepada-Nya, Insya Allah semua akan terasa ringan.

Kaitannya cinta dengan wanita karir, menurut saya, jabatan tertinggi untuk seorang wanita karir bukanlah sebagai direktur atau komisaris tetapi sebagai seorang istri dan seorang ibu di mana jabatan tersebut tak dapat dibayar dengan nominal tertentu karena memang sangat mulia dan tak ternilai harganya, di posisi istri atau menjadi seorang ibu banyak ladang amal yang menghasilkan pahala-pahala yang nilainya tak sebanding dengan rupiah.

Di saat seorang wanita karir harus memilih antara cinta atau karir, dia dihadapi oleh 1001 macam alasan yang datang, baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungan sekitarnya. Namun tidak sedikit wanita karir yang idealis dengan karirnya dan mengesampingkan cinta bahkan kehidupan pribadinya, baginya karir adalah prioritas utama dari segala hal.

Di saat cinta datang menawarkan untuk bersama-sama melaksanakan sunnah Rasulullah SAW memenuhi separuh dari agama, hanya sedikit wanita yang langsung merespon tawaran itu. Jawaban klasik yang sering terlontar adalah “belum siap”, entah dilihat dari sisi usia, kondisi keuangan, kondisi keluarga, kondisi pekerjaan atau kondisi hatinya yang merasa belum mampu untuk menghadapi segala macam problematika dalam rumah tangga.

Saudariku,

07 December 2011

Godaan Iblis Melalui Sajadah

Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum’at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.

Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah. “ Hai, Blis! “ , panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu. Iblis merasa terusik : “ Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini! “ , jawab Iblis ketus.

“ Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci, Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti! “ , Kiai mencoba mengusir.
“ Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru “ . Kiai tercenung.
“ Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu “ .
“ Dengan apa? “
“ Dengan sajadah! “
“ Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis? “
“ Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan besar! “
“ Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis? “
“ Bukan itu saja Kiai… “
“ Lalu? “
“ Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar “
“ Untuk apa? “
“ Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan sajadah “ .

Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil.

Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya.

Keduanya masih melakukan sholat sunnah.

“ Nah, lihat itu Kiai! “ , Iblis memulai dialog lagi.
“ Yang mana? “
“ Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka “ .

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf.

Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya. Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil kembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat.

Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadian-kejadian itu beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah, orang sudah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sajadah sudah dijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.

Pemilik sajadah lebar, diindentikan sebagai para pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas dari pada yang lain. Dan pemilik sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat akan selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa.

Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain. “ Astaghfirullahal adziiiim “ , ujar sang Kiai pelan.

-------------

02 December 2011

Antara Hujan dan Hajatan

Adalah para pengusaha sewa tenda, sound system, peñata rias dan juga pengusaha hiburan yang ikut mendapat berkah dari banyaknya orang yang mengadakan hajatan di bulan Dzulhijjah. Hampir sepanjang bulan jasa mereka selalu dipakai dalam berbagai acara hajatan, hingga terkadang ada beberapa permintaan yang tak mereka terima karena waktunya yang bersamaan. Selain para penyedia jasa tersebut, ada sebuah tim kepanitiaan yang berperan penting dalam sukses tidaknya sebuah hajatan. Shohibul hajat biasanya menyerahkan sepenuhnya kepada panitia hajatan yang sudah dibentuknya jauh-jauh hari. Di luar semua itu, ada juga yang tidak tercantum dalam daftar kepanitiaan namun keberadaannya dianggap penting oleh sohibul hajat maupun panitia hajat itu sendiri. Dialah ‘pawang hujan’. Keberadaan pawang hujan bagi beberapa orang yang hendak menyelenggarakan hajatan dirasa penting mengingat bulan Dzulhijjah tahun ini bertepatan dengan datangnya musim hujan.

“Apa tuan rumah tidak minta bantuan sama Ki xxx agar tidak turun hujan sepanjang hari ini?” tanya seorang laki-laki separuh baya yang berdiri di samping kananku kepada salah satu anggota panitia hajatan, saat kami berteduh di teras rumah tetangga sohibul hajat. Sore itu hujan turun dengan derasnya, malah disertai kilat dan petir yang menggelegar. Tenda mewah warna putih dan merah memang mampu menghalangi air hujan bagi para tamu undangan, namun tak mampu mengatasi air yang menggenang di bawahnya. Aku dan beberapa tamu yang datang sore itu terpaksa harus berdiri berdesakan di teras salah satu rumah kerabat shohibul hajat.

Kembali pada pertanyaan lelaki separuh baya tadi, sepertinya dia menyebut nama seseorang yang sudah dikenal luas sebagai pawang hujan. Aku berharap, panitia berseragam batik lengan panjang di sebelahnya menjawab dengan tegas bahwa hajatan yang digelar hari itu tanpa campur tangan segala macam pawang. Namun, aku harus kecewa karena sepertinya pihak panitia menggunakan jasa orang yang dimaksudkan tadi.

“Sudah Pak, kami sudah meminta bantuan pada beliau. Shohibul hajat juga sudah dikasih tahu agar tidak mandi sepanjang hari ini, dan (maaf) pakaian dalam shohibul hajat juga sudah dibuang ke atap rumah, tapi kok tetap hujan juga ya?” jawab anggota panitia itu memupuskan harapanku.

01 December 2011

Komunikasi Efektif Suami Istri

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai pasangan suami istri yang terjebak dalam konflik berkepanjangan, hanya karena sebab yang sepele dan remeh. Mereka tidak mampu mengungkapkan keinginan dan perasaan secara lancar kepada pasangannya, yang berdampak muncul salah paham dan memicu emosi serta kemarahan pasangan. Ini menunjukkan adanya komunikasi yang tidak lancar, sehingga berpotensi merusak suasana hubungan antara suami dengan istri.

Ternyata, komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan keharmonisan kehidupan rumah tangga. Gagal berkomunikasi bisa mengancam keutuhan sebuah keluarga, bahkan sampai ke tingkat perceraian. Sebenarnya apakah maksud komunikasi, dan bagaimana agar bisa berkomunikasi secara efektif kepada pasangan?

Makna Komunikasi

Komunikasi adalah aktivitas menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan atau perasaan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Komunikasi juga bermakna sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. (B S Wibowo, 2002).

Yang dimaksud dengan komunikasi efektif adalah sebuah bentuk komunikasi dimana pesan yang disampaikan berhasil mencapai sasaran dengan feedback (respon) yang sesuai dengan tujuan. Jika suami menghendaki “Aku ingin dibuatkan teh panas manis”, maka istri mengerti persis setingkat apa panasnya dan seperti apa tingkat kemanisannya. Jika istri membuatkan kopi pahit, maka jelas ini bentuk komunikasi yang terdistorsi secara berlebihan.
Jika istri menghendaki, “Aku ingin engkau perhatikan”, maka suami mengerti persis bentuk perhatian seperti apa yang diinginkan istri dan menyenangkan hati istri. Jika suami justru pergi meninggalkan rumah dengan marah, ini menandakan proses komunikasi yang terlalu jauh menyimpang.

Pondasi Utama

Jauh sebelum berpikir tentang upaya membangun komunikasi efektif, hal yang pertama kali harus dimiliki adalah menciptakan visi keluarga yang jelas. Suami dan istri harus memiliki cita-cita besar (vision) yang terang benderang, dan menjadi sebuah ikatan moral yang kokoh untuk diwujudkan dalam kehidupan. Visi inilah yang akan menuntun arah perjalanan kehidupan keluarga agar tidak menyimpang dan tidak berbalik arah.

Visi keluarga adalah surga. Ingin mendapatkan kebahagiaan kehidupan di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Mendapatkan surga dunia dalam rumah tangga, dan mendapatkan surga akhirat di taman keabadian yang dijanjikan-Nya. Inilah visi yang sangat kokoh, yang mengikat kehidupan keluarga menuju kepada muara yang sangat jelas dan indah.

Dengan visi ini, suami dan istri akan selalu berusaha membahagiakan pasangannya. Selalu berusaha untuk menciptakan keluarga yang bahagia, dan bersama masuk surga.

10 Prinsip Komunikasi Efektif

Ada banyak orang berkomunikasi, namun tidak mendapatkan tanggapan seperti yang diharapkan. Ternyata pesan tidak sampai kepada pasangan, atau pesan sampai kepada pasangan tetapi dengan terdistorsi. Dampaknya komunikasi tidak pernah nyambung dan masing-masing merasa tidak nyaman dalam berkomunikasi. Hal ini akan mengakibatkan kemalasan dalam komunikasi dan memilih pasif.


22 November 2011

Akibat Salah Sedekah

Alkisah……Ada seorang mengumpulkan hartanya yang banyak untuk bersedekah sembunyi-sembunyi. Ia kumpulkan uang sampai berjumlah sekian ribu dinar dalam setahun. Sesudah uang nya terkumpul, ia pergi keluar rumah pada malam hari. Dilihatnya ada seorang wanita tidur di jalanan. "Wah, ini orang susah," begitu kira-kira ia berpikir. Dan, sambil menutup wajahnya, agar tidak diketahui, ia memberikan bungkusan uang itu dan lari, supaya tidak diketahui. 
pada Pagi harinya di kampung itu ribut , ada seorang pelacur mendapatkan bungkusan uang yang diberikan oleh orang tak dikenal. Maka orang itupun berguman, "Subhanallah!! Salah beri, aku kira dia wanita susah, ternyata pelacur." "Ya Rabb, setahun kukumpulkan uang untuk dapat pahala sedekah yang sembunyi-sembunyi, ternyata uangku hanya untuk pelacur.

Tapi ia tidak putus asa, Dikumpulkannya lagi sekian ribu dinar. Kali ini ia tidak mau tertipu. Pada suatu malam, kembali ia beraksi. Dilihatnya seorang laki-laki yang sedang duduk diam disuatu tempat yang gelap. "Ini pasti orang yang susah," gumannya. Dilemparkannya bungkusan uang sedekah itu, lalu ia bergegas lari.
Pada pagi harinya terdengan kabar gempar. Si laki-lakiyang dikenal sebagi pencuri mendapatkan sebungkus uang. Malam itu ia tengah menyusun strategi sendirian untuk mencuri. Nyatanya , belum sempat melakukan aksinya, malah ia mendapatkan uang dengan jumlah yang amat besar. "Ya Rabb, dua tahun aku bekerja khusus untuk memberi nafkah orang yang susah dengan sembunyi-sembunyi. tahun lalu yang dapat seorang pelacur. Eh, tahun ini seorang pencuri.

Namun ia tetap tak putus asa. Ia kumpulkan lagi uang sedekah sampai setahun berikutnya. "Ya Rabb, ini yang terakhir. Kalau sedekah ini masih saja tidak tertuju kepada mustahiq. selesailah, Ya Rabb. Aku tidak mampu lagi."

21 July 2011

Setan Pun Bisa Stress (Full Pict)

 Gambar 1
 Gambar 2
 Gambar 3
 Gambar 4

13 July 2011

Program Optimalisasi Ramadhan

Alhamdulillah bulan depan kita akan dipertemukan kembali dengan BULAN MULIA, Bulan RAMADHAN, Bulan tumpah ruahnya Berkah dan Ampunan Allah SWT, Bulan yang menjanjikan diputihkannya segala dosa-dosa kita masa lalu, Bulan yang menjanjikan pelipatgandaan balasan Amal tanpa batas, Bulan yang mengajak kita menempuh Jalan Sukses Tanpa Batas. Yah…. Saat ini kita berada di Bulan Sya’ban Bulan PERSIAPAN.

Bulan Ramadhan adalah TAMU ISTIMEWA yang membawa segala macam HADIAH ISTIMEWA, maka sangat layak kita persiapkan penyambutannya secara optimal agar kita juga terantar menjadi MANUSIA ISTIMEWA.

Bulan Ramadhan adalah momentum yang tepat untuk BERUBAH, saat yang tepat untuk berhenti merokok secara total, saat yang tepat untuk membiasakan diri berjilbab menutup aurat, saat yang tepat untuk berhenti dari kebiasaan ngeDugem, saat yang tepat untuk menikmati Masjid untuk berteduh yang damai dan menentramkan, saat yang tepat untuk membaca habis dan menikmati indahnya114 SURAT CINTA dari Yang Maha Mencintai kita, saat yang tepat untuk merasakan derita dan laparnya saudara-saudara kita yang masih susah mencari sesuap nasi, saat yang tepat untuk saling memaafkan dan mengakhiri segala bentuk pertengkaran keluarga dan sesama kita, saat yag tepat untuk menikmati malam-malam indah bersama Sang Kekasih yang Maha Pengasih yang telah memberi segala kebutuhan dan keinginan kita, saat yang tepat untuk membiasakan diri Menyebut Nama Allah setiap saat dan setiap detik dalam perjalanan kita, berdiri kita, duduk kita hingga dipembaringan kita. Saat yang tepat memikirkan secara mendalam masa depan kita dan keluarga kita di Kampung Akhirat kelak.

Sahabat, untuk itulah dalam rangka persiapan dan optimalisasi Amal kita di Bulan Ramadahan, maka di Bulan Sya’ban ini kita semua malakukan persiapan-persiapan sebagai berikut :
1. Melunasi hutang-hutang Puasa Ramadhan yang pernah kita tinggalkan, dengan berpuasa di Bulan Sya’ban ini sebanyak hari yang kita tinggalkan atau dengan cara membayar fidyah bagi yang tidak memungkinkan melunasinya dengan puasa
2. Memperbanyak Puasa di Bulan Sya’ban ini dalam rangka untuk menyempurnakan Puasa Ramadhan kita yang lalu dan yang akan datang, sekaligus melatih kesiapan fisik kita. Rosulullah SAW banyak berpuasa di Bulan Sya’ban
3. Mengalokasikan Anggaran dana untuk memberikan paket Buka Puasa, Sedekah Harian, Zakat Fitrah, Zakat Maal, Umroh dan Hadiah Ramadhan lainnya untuk optimalisasi Amal Ramadhan kita
4. Menjaga sebaik mungkin kondisi kesehatan kita agar di Bulan Ramadhan kita tidak jatuh sakit.
5. Baca Buku-Buku Panduan Ramadhan mulai sekarang, atau bisa juga download gratis disini  atau klik link ini : www.ilmutuhan.blogspot.com

--------

15 June 2011

Dua Malaikat Yang Dihukum Allah Karena Berzina

Kisah ini pernah disebutkan dalam Alqur’an.
Alkisah dua orang malaikat yakni Harut dan Marut diutus Allah SWT turun kebumi untuk memerangi ilmu-ilmu sihir yang merajalela di Negeri Babilon.
Orang-orang beriman dan bertaqwa pada waktu itu mulai terdesak oleh para penganut ajaran setan ini. Dan situasi kerajaan Babilon pun menjadi resah, karena ahli-ahli sihir setan ini mulai melebarkan pengaruhnya ke istana.
Sementara itu di langit terjadi insiden, beberapa malaikat sedang membicarakan mengenai kejahatan dan kerusakan manusia.


Para Malaikat berkata “Anak-anak Adam itu, Engkau jadikan mereka makhluk pilihanMu di bumi tetapi mereka mendurhakaiMu”.
Allah SWT berfirman “Sungguh jika Aku turunkan kamu ke sana dan Aku bentuk kamu seperti pembentukan mereka, niscaya kamu akan melakukan sebagaimana yang mereka lakukan juga”.


Para Malaikat menjawab “Maha Suci Engkau wahai Tuhan, takkan mungkin kami mendurhakaiMu!”.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui.”


Malaikat berkata, “Kami lebih patuh kepada Engkau dibanding anak keturunan Adam.”
Kepada malaikat, Allah berfirman: “Panggillah ke mari dua malaikat. Aku akan turunkan mereka ke bumi hingga kamu dapat melihat apa yang dilakukan kedua malaikat itu!”

Allah berfirman kepada malaikat, “Pilihlah dua yang termulia antara kamu!”
Malaikat menjawab, “Tuhanku, biarlah Harut dan Marut yang melakukannya.”

Harut dan Marut pun diturunkan ke bumi dan dengan diberi sifat-sifat yang sama seperti yang melekat pada manusia (Nafsu syahwat, Akal, dll).
Demikianlah Allah menunjukkan kebijaksanaannya. Allah mengutus 2 dari para malaikat yang sedang berdiskusi tadi ke bumi dengan dibekali hawa nafsu yang juga dimiliki manusia lainnya. Mereka turun ke bumi dengan membawa tugas, yaitu mengajarkan manusia pengetahuan ilmu sihir, yang tujuannya adalah untuk melawan ilmu-ilmu sihir setan. Sekaligus mengajarkan manusia kebaikan.
Inilah ayat Alqur’an yang menceritakan tentang Harut dan Marut
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. QS. Al Baqarah:102

Dan dimulailah misi mereka mengajarkan orang-orang di kerajaan Babilon beberapa pengetahuan ilmu sihir dan cara melawan ilmu sihir setan.

19 May 2011

Gratis Download SMADAV 8.5 Update 17 Mei 2011

Smadav 2011 Rev. 8 dirilis dengan berbagai fitur dan penyempurnaan baru yang dikhususkan untuk pemberantasan virus lokal. Fitur-fitur itu seperti Smad-Behavior yang bisa mengenali virus lokal baru yang belum ada di database Smadav dari tingkah lakunya ketika menginfeksi sistem. Smad-Ray yang bisa melakukan scan flashdisk secara otomatis setelah terpasang hanya dalam waktu maksimum 5 detik. Smadav 2011 lebih stabil dan sangat disarankan untuk digabungkan dengan antivirus internasional karena Smadav hanya bisa menangani virus lokal. Pengebalan flashdisk (menggunakan folder autorun.inf) telah disempurnakan lagi dan sebelumnya akan ada konfirmasi sehingga Anda bisa memutuskan apakah suatu flashdisk ingin dikebalkan atau tidak.

Keunggulan SMADAV 8.5

Smadav-Updater, Fitur update database tiap minggu (online/offline), Pendeteksian khusus untuk virus Ramnit.shortcut, Fitur baru : "Forgot Password" untuk Smadav Pro, Fitur baru : "Berita Terkini Smadav", dsb.

Bagi Anda yang berminat atau sudah kecanduan dengan SMADAV, silahkan download :

09 May 2011

Belajar Sholat

SHALAT LIMA WAKTU

Shalat lima waktu disebut juga shalat fardhu atau shalat maktubah, yaitu shalat yang jika dikerjakan akan mendapat pahala dan bila ditinggalkan akan mendapat dosa. Kewajiban shalat sehari semalam itu ada 5 waktu, yaitu :
1. Shalat Shubuh, berjumlah 2 rakaat dan dikerjakan ketika terbitnya fajar shadiq sampai terbitnya matahari. Pada rakaat kedua, disunahkan membaca doa Doa Qunut.
2. Shalat Dzuhur, berjumlah 4 rakaat dan dikerjakan mulai ketika matahari tergelincir sampai datangnya waktu Ashar atau sampai terlihat bayang-bayang suatu benda memiliki ukuran sama panjang dengan benda itu sendiri.
3. Shalat Ashar, berjumlah 4 rakaat dan dikerjakan mulai berakhirnya waktu Dzuhur hingga datangnya waktu Maghrib atau ketika matahari terbenam.
4. Shalat Maghrib, berjumlah 3 rakaat dan dikerjakan mulai habisnya waktu Ashar hingga datangnya waktu Isya atau sampai matahari terbenam secara sempurna, yakni ketika hilangnya warna mega merah di langit.
5. Shalat Isya, berjumlah 4 rakaat dan dikerjakan ketika habisnya waktu Maghrib dan berakhir ketika datang waktu Shubuh, yaitu terbitnya fajar shadiq.
Di zaman sekarang untuk menentukan waktu shalat dapat dengan mudah melihat di kalender, tetapi yang perlu diingat adalah jam waktu shalat itu terus berubah-ubah. Karenanya, berusahalah untuk shalat tepat pada waktunya.

Catatan :
Ada beberapa waktu yang dilarang untuk mengerjakan shalat, baik shalat wajib ataupun sunnah, yaitu :
1. Setelah mengerjakan shalat Shubuh hingga matahari naik setinggi tombak.
2. Ketika matahari sedang di puncak ketinggiannya atau tepat berada di atas kepala kita hingga condong ke barat.
3. Setelah mengerjakan Shalat Ashar hingga terbenam matahari.
4. Ketika terbit matahari hingga naik setinggi tombak.
5. Ketika matahari sedang terbenam sampai sempurna terbenamnya.


SYARAT, RUKUN & YANG MEMBATALKAN SHALAT

A. Syarat Shalat
Syarat shalat adalah beberapa hal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan shalat. 
1. Syarat Wajib Shalat
Syarat wajib shalat adalah hal-hal yang menyebabkan kita wajib melaksanakan shalat. Syarat wajib shalat ada 3, yaitu :
a. Beragama Islam.
b. Berakal sehat.
c. Sudah akil baligh atau sudah beranjak dewasa.

2. Syarat Sah Shalat
Syarat sah shalat adalah hal-hal yang bisa membuat shalat kita sah di mata Allah. Syarat sah shalat ada 7, yaitu :
a. Suci dari hadas kecil dan hadas besar. (tentang hadas : LIHAT BAB II).
b. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.
c. Menutup aurat. Aurat adalah anggota tubuh orang dewasa yang tidak boleh dipertontonkan kepada orang lain. Aurat laki-laki antara pusar dan lutut. Aurat perempuan adalah seluruh anggota tubuh kecuali kedua telapak tangan dan wajah.
d. Sudah masuk waktu untuk shalat.
e. Menghadap ke arah kiblat.
f. Mengetahui mana yang termasuk rukun dan yang termasuk sunnah, serta dikerjakan secara tertib (berurutan).
g. Menjauhi hal-hal yang membatalkan shalat.

Andai Rosulullah Berkunjung Ke Rumah Kita

Bayangkan apabila Rasulullah dengan seijin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita. Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat , mencium tangan dan pipinya dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah sudi menginap beberapa hari di rumah kita. Beliau tentu tersenyum

........Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat Video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.

........Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.

Bagaimana bila kemudian Rasulullah bersedia menginap di rumah kita? 

........Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghapal Shalawat kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mempelajarinya.

........Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota Indonesian Idols atau AFI. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang shalat. Atau barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah

......Belum lagi koleksi buku-buku kita. Belum lagi koleksi kaset kita. Belum lagi koleksi karaoke kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun adzan berbunyi.

.......Barangkali kita menjadi malu karena pada saat Maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan shalat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al-Qur'an. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita.

.......Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita.

Bayangkan apabila Rasulullah tiba-tiba muncul di depan rumah kita...

Apa yang akan kita lakukan? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.

25 April 2011

Ibuku: Bila Ingin Menjadi Muslim, Bacalah Injil Hingga Akhir !


Kisah saya bermula pada tahun 1979. Kisah dimana saya dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat religius. Sebelum memeluk agama Islam, keluarga kami menganut Ortodoks Katolik Roma. Keluarga amat memahami dan secara aktif terlibat dalam urusan gereja. Kami punya pendeta, biarawati dan misionaris sebagai bagian dari keluarga kami.

Kakek saya merupakan pendiri gereja di Kerala, India. Keluarga saya berpegang kepada idealisme. Kami mencintai Pencipta kami walaupun telah menyimpang dari jalan benar, dan senantiasa berusaha untuk menjadi insan yang baik. Kami bangga dengan diri kami sebagai orang-orang yang beriman dan yang terbaik di kalangan kami ialah ibu kami.

Dalam banyak hal ibu kami dijadikan sebagai model terbaik untuk wanita-wanita lain oleh pendeta kami. Ibu kami adalah model bagi wanita Kristiani. Dia membaca injil secara rutin dan mengamalkan agama ini dengan sungguh-sungguh.

Untuk memulai kisah, ibu saya memiliki beberapa pengalaman spiritual yang menimbulkan rasa tidak puas hati dengan agama kristen. Dia mengalihkan pandangannya kepada Injil untuk mendapatkan jawaban. Sayangnya ia hanya membawanya lebih jauh dari apa yang dianggap mulia baginya.

Pada masa tersebut, seorang pengacara bermana Ibrahim Khan bekerja dengan ayah dan ibu saya sebagai penasihat legal, itupun dalam jangka masa yang singkat karena pengacara kami libur, sementara ayah dan ibu saya memerlukan nasihat berhubung masalah bisnis. Sebagai seorang muslim yang berpengetahuan, dia telah memperkenalkan Islam kepada ibu saya dan beberapa pekan setelah itu, ibu saya memeluk agama Islam. Ketika itu usia saya sekitar 13 tahun.

Kondisi saya agak membingungkan, sebab saya adalah anak sulung. Keluarga saya berpisah karena ibu saya merasakan bahwa perkahwinan tersebut telah menjadi kosong dan sia-sia. Saya membenci Islam karena saya yakin Islamlah yang menyebabkan perpecahan terjadi dalam keluarga saya. Ayah saya juga akhirnya meninggalkan kami. Sekalipun demikian, anehnya, saya amat suka dengan suara azan.

Pada waktu itu saya membenci Islam dan saya bisa menjadi apa saja selain muslim. Sekalipun demikian, saya amat menghormati dan mencintai ibu saya. Saya sungguh-sungguh tidak faham kenapa ia bisa berubah begini. Saya ingin sekali memahami kenapa ia memilih Islam, sebagai seorang perempuan yang berpendidikan, lalu memilih agama kuno semacam Islam. Suatu hari saya bertanya kepadanya, jawaban yang diberikan sangat mudah. "Bacalah Injil dari halaman ke halaman."

Dari situ dimulailah perjalanan spiritual saya. Benar, saya masih muda, tetapi Tuhan telah memberikan saya kedewasaan untuk memahami apa yang saya baca. Saya menemui begitu banyak sekali inkonsisten dan kontradiksi dalam Injil. Saya menemui perkara-perkara yang disebutkan dalam Injil, tetapi tidak dipatuhi oleh umat Kristen.

Saya juga menemui perkara-perkara yang saya rasakan tidak masuk akal. Saya menemui persyaratan perjanjian yang tidak dipatuhi. Lebih aneh lagi, saya bahkan menemui ayat yang menyebutkan tentang Nabi Muhammad Saw. Tetapi saya begitu keras kepala dan enggan untuk menerima kebenaran ketika itu.

Ingin Memahami Islam, Bacalah Surat Al Ikhlas Berulang Ulang.
Saya tetap mempelajari Kristen dan mula mempelajari perbandingan agama tetapi mengelakkan diri dari mempelajari Islam. Pada waktu-waktu itulah ibu saya mengirimkan saya surat dan terjemahan al-Ikhlas dan ia menjadi satu daya tarik yang kuat bagi saya. Saya membaca terjemahannya sepanjang hari dan berulang-ulang kali. Ia menjadi seperti tasbih buat saya. Sehingga pada akhirnya tidak ada lagi ayat atau kata-kata lain yang bisa memuaskan hati saya. Akhirnya saya berpaling pada al-Quran dan benar-benar terpesona dengan keindahannya!!. Inilah kebenaran yang selama ini saya cari!.

Di sini semua persoalan saya terjawab! Saya tahu bahwa saya telah menemukan nasib saya. Saya telah mempelajati Islam selama 2 tahun dan saya benar-benar bersyukur. Pada ketika itu usia saya sekitar 15 tahun.

Dianggap Membosankan, Bibel pun Dibuat Majalah



Kitab Perjanjian Baru yang memuat ajaran Kristen kini tersedia dalam bentuk seperti majalah, lengkap dengan gambar ilustrasinya. Bibel ukuran terbaru itu diyakini akan laris di pasaran.

Penerbitnya, Andreas Volleritsch, sebagaimana dilansirInquirer hari Rabu (20/4) mengatakan bahwa 30.000 eksemplar majalah tersebut telah disebarkan ke berbagai tempat dan bisa dibeli di toko-toko koran terkemuka, bandara dan terminal bus di Jerman, Swiss serta Austria.

Ide pembuatan Kitab Perjanjian Baru dalam bentuk majalah itu berasal dari Volleritsch dan temannya Oliver Wurm, ketika dua tahun lalu mereka menyadari begitu “membosankannya” membaca Bibel versi klasik yang dicetak dalam ukuran kecil.

Beberapa kutipan dan paragraf dalam majalah ditonjolkan dan gambar-gambar ilustrasi menghiasi halaman di dalamnya.

Majalah setebal 244 halaman itu dijual dengan harga 9,20 euro atau 13 dolar. Menurut Volleritsch proyek yang sama akan ia lakukan terhadap Kitab Perjanjian Baru.

Dengan diciptakannya Bibel versi majalah, cukup membuktikan jika Bibel betul betul sebuah kitab yang penuh "penyempurnaan".


---------------

14 April 2011

Dialog Nabi Muhammad Dengan Iblis

Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.


Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras.”

Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu.


Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),

“Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” 

Maka jawab Nabi dengan marah, “Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.


Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?”

Taklimat Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya.”

Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu.”

Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.


13 April 2011

NATIONAL HERITAGE CAIRO STYLE

Evert Schreur

‘The Musafirkhana was beautiful. It gave you a feeling for work. You were surrounded by nice woodwork, calligraphy and coloured glass windows. You were in the centre of Cairo, but you didn’t hear any noise’. Painter Mohammed Abla is soft-spoken yet very angry. Standing in the courtyard of the burned Musafirkhana palace in the heart of Islamic Cairo, Abla sighs and moans. For 21 years he had his studio in this late 18th-century Ottoman palace. In the ‘60s, the then Minister of Culture, Sarwat Okasha, had decided in a fit of wisdom to provide studios for artists in the Musafirkhana.
Last October the building burned down and Abla lost 90 percent of his work. With real estate speculation thriving in the neighbourhood, Abla thinks it was arson. ‘The government people say the fire started by a burning rubbish pile in the alley outside. They promised an investigation. I do not believe them. For them the Musafirkhana was just number 20 out of many other numbers. They don’t care. Corruption has no feeling’.
Whether arson or negligence, the loss of the Musafirkhana is a case in point in the steady decline of the old Fatimid city of Cairo. On a list of 622 monuments drawn up in 1950, the Musafirkhana was registered as number 20. At the time the list included some 130 buildings that did not exist anymore. They were listed deliberately to meet the UNESCO criterion of 600 historic buildings to secure for the city of Cairo the status of ‘world heritage’. Since 1950 another 20 to 30 buildings on the list have been demolished. During the Nasser era, preservation of Islamic architecture was a non-issue. In those days the Egyptian Antiquities Organization had an annual budget of LE600. In the Gamaliyyah district of Islamic Cairo several monuments were demolished to make room for schools. In the ‘70s and ‘80s, the notion of preservation finally dawned upon the authorities. However, most attention was given to Egypt’s pharaonic past. It was only after the 1992 earthquake – which caused only minor damage – that the government felt challenged by the Islamists, notably the Muslim Brotherhood, to start paying attention to the country’s Islamic architectural heritage. The most manifest initiatives, however, were taken by Ismailis from abroad who felt strongly attracted to the old capital of the their medieval Fatimid caliphate. Apart from the Agha Khan Foundation, a group of Bohras from Pakistan and India raised capital to refurnish the Al-Hakim Mosque – named after the disputed Fatimid caliph – in an Indian sub-continental style, with outlandish white stone battlements. By 1998, the Antiquities Organization, meanwhile renamed the Supreme Council for Antiquities – had its budget for Fatimid Cairo raised to LE247 million.
Still very little has been done to save the city from total collapse. The problems are numerous. Especially in Egypt there is no public debate yet on what restoration should be.
Critique and self-critique are taboo. All experts involved in the politically sensitive preservation business, Egyptian and foreigners alike, are only willing to talk on condition of anonymity.

08 April 2011

TIPS MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI OPERATING SISTEM

Taukah kita sejak umur berapa Muhammad SAW belajar Al-Qur’an dan berapa lama beliau belajar Al-Qur’an ? yach… umur 40 th Muhammad SAW baru mulai belajar Al-Qur’an, karena Wahyu Al-Qur’an turun ketika Muhammad SAW berumur 40 th dan belajar Al-Qur’an selama 23 th karena wahyu Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur selama 23 th, artinya apa ? berapapun umur kita saat ini tidak ada kata telat untuk bisa belajar dan menikmati Al-Qur’an

Taukah kita berapa lama sahabat Umar bin Khathab belajar Al-Qur’an dan baru bisa menikmati Al-Qur’an ? yach… Beliau baru bisa menikmati Al-Qur’an setelah belajar selama 20 tahun, artinya apa ? tidak ada yang instan untuk dapat menikmati segala sesuatu, semuanya butuh PROSES. Namun kita tidak usah berkecil hati dulu karena zaman kita didukung dengan kecanggihan teknologi sehingga proses itu bisa kita percepat dan lebih mudah namun tetap bertahap sedikit demi sedikit.

“ Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya “. (A-Qiyamah:16-19 )

Sahabat, sebuah PC atau Notebook baru akan bisa bekerja dan fungsional sebagaimana yang kita inginkan ketika telah terinstall didalamnya SISTEM OPERASI ( Operating Sistem  = Windows atau yang lainnya ), demikian halnya sesosok tubuh kita ini adalah sebuah hardware yang akan mampu bekerja dengan benar dan maksimal sebagaimana MAUNYA Allah Sang Pencipta ketika kita berhasil mengistallasi  SISTEM OPERASI yang diberikan Allah kepada kita yaitu Al-Qur’an. Lalu bagaimana cara menginstallasi Al-Qur’an dalam diri kita agar menjadi Sistem Operasi yang tangguh ?

Yang Pertama, Jadikan Al-Qur’an Sebagai Kurikulum Wajib Seumur Hidup Kita.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...