Dingin. Tak kurasakan aliran darah beredar dalam tubuhku. Hatiku sakit menerima akhir dari kenyataan yang sebenarnya. Pikiranku terus melayang mengingat seluruh rangkaian kejadian yang telah kualami. Tak kusangka, akhir dari semua ini membuat hatiku terasa teriris.
“Ya Allah, kenapa semuanya menjadi seperti ini? Berikanlah kepada hamba kekuatan untuk melewati semua ini dengan baik.”
Dengan lirih aku hanya dapat mengadu kepada Allah. Menyampaikan segala gundah gulana di hatiku. Tapi, aku percaya. Ini adalah jalan terbaik yang telah kutempuh. Allah telah memberikan yang terbaik untukku. Tanpa sadar, kelenjar air mata di kelopak mata mulai merasakan impuls listrik dari rangsangan stimulus dari hatiku yang terdalam. Air mataku mulai mengucur deras menuruni bagian dagu wajahku. Sakit di hati membuat diriku terus terisak duduk sendiri di samping jendela bus yang kunaiki menuju Bandung.
***
Indah mempesona. Hanya ada dua kata terucap atas apa yang kupandang. Kebun-kebun teh hijau menghampar luas di segala penjuru. Desiran Angin putih menyelisik berbagai bentuk kehidupan sepanjang mata memandang. Kesejukannya membuat diri ini merasa tenang ketika menghirupnya. Inilah salah satu bioma dengan segala organisasi kehidupan di dalamnya untuk keseimbangan ekosistem yang kokoh. Keseimbangan sempurna yang diciptakan sang Khaliq untuk kebahagiaan seluruh organisme yang ada. Seperti kebahagiaan diriku saat ini.