CINTA. Siapa sih yang tak merindukannya? Siapa pula yang tak mendambakannya? Apalagi keberadaan cinta ini naluri, sudah pasti ada secara build up dari Sononya. Satu rasa ingin melestarikan jenis dengan melampiaskannya pada rasa sayang pada ortu, pada adik dan kakak, dan yang terutama adalah pada anak. Keberadaan anak sudah pasti membutuhkan adanya hubungan antara laki-laki dan perempuan. Jelas gak mungkin dong,
perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki bisa menghasilkan anak? Sama gak mungkinnya masa jeruk minum jeruk.
perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki bisa menghasilkan anak? Sama gak mungkinnya masa jeruk minum jeruk.
Jadi, ketertarikan pada lawan jenis adalah rumus mutlak agar generasi manusia tetap lestari. Pemenuhannya bisa bermacam-macam, ada yang via pacaran, ada yang lebih demen TTM alias Teman Tapi Mesra, ada yang kumpul kucing (bosan kumpul kebo mulu), atau ada yang lewat pernikahan.
Bagi yang masih dikaruniai akal sehat dan keimanan, cuma jalan pernikahan saja yang boleh ditempuh untuk melestarikan keturunan dengan mempunyai anak ini. Cuma dengan pernikahan saja hubungan laki-laki dan perempuan yang semula bukan mahrom dan notabene orang lain menjadi halal.
Tapi ternyata, jaman serba komputer saat ini bukanlah jaman Siti Nurbaya dulu. Sekarang jaman Siti Nurhaliza yang ternyata mencari jodoh yang baik itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Kajian-kajian Islam yang semakin marak membuat para wanita lebih bisa menghargai dirinya sendiri. Bukan jalan pacaran, TTM atau pun kumpul kucing yang jadi pilihan. Tapi pernikahan yang suci adalah sesuatu sebagai solusi.
Seiring berjalannya waktu ternyata perbandingan laki-laki dan perempuan tidak seimbang. Kalau kita mau lebih mengerucutkan lagi, perbandingan laki-laki dan perempuan yang insaf bin tobat dan menempuh jalan Islam sebagai the way of life juga tak sepadan. Gak percaya? Coba amati kalau ada acara seminar keislaman, peserta perempuan pasti jauh lebih banyak daripada peserta laki-laki.
Trus apa hubungannya? Hubungannya sih baik-baik saja hehe, maksudnya tuh dengan melihat sekilas itu saja kita langsung ngeh bahwa ternyata ada beberapa kendala ketika seorang muslimah ingin menggenapkan separuh dien-nya. Laki-laki yang sholeh ternyata tak banyak. Meski Islam telah memberi poligami sebagai solusi, ternyata pada praktiknya di lapangan tidak semudah itu.
Lalu bagaimana bila hati ini sudah merindu cinta yang keberadaannya adalah fitroh padahal jodoh masih juga belum datang?
- Puasa. Seperti kata Rasulullah SAW tercinta, bagi para pemuda yang belum mampu untuk menikah maka berpuasalah. Puasa ini benar-benar manjur sebagai pengendali kondisi psykis kita.
- Perbanyak tilawah Qur’an. Dengan membaca Al Qur’an hati akan menjadi tenang. Hati yang semula bergejolak karena dorongan naluri, akan menjadi lebih aman dan tenteram ketika kita tilawah Qur’an dan meresapi serta merenungi maknanya.
- Perbanyak aktifitas positif. Dengan beraktifitas positif, perhatian kamu gak melulu menggebu ingin nikah. Cinta yang kamu punya bisa disalurkan ke jalan yang benar lainnya misalnya saja sayang pada adik atau keponakan. Kaji Islam sebaik-baiknya agar gelora cinta yang belum ada penyalurannya ini bisa dikontrol dengan baik. Kalo kamu suka olahraga, bagus tuh untuk kesehatan dan sebagai pengalih perhatian yang positif. Tapi ingat ya, jaga aurat kamu baik laki-laki maupun perempuan.
Semoga tips sederhana ini bisa menjadi solusi cerdas untuk kamu yang sedang merindu cinta. Meskipun Februari marak dengan nuansa cinta, tapi jangan sampai deh kamu ikut-ikutan acara semu berbalut nafsu ini. Murnikan cintamu dengan tetap berada di rel syariat-Nya. Setuju donk ya, sip deh ^_^ [ria fariana/voa-islam.com]
----------------------------
Ditulis oleh DaFo Cirebon untuk anggota IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
No comments:
Post a Comment