Siang itu, kulihat ada seorang anak SMA yang diantar oleh ayahnya dengan menggunakan sepeda motor… Kurasa anak SMA itu baru pulang dari sekolah dan akan menuju ke rumahnya atau mungkin ke tempat bimbingan belajarnya.. Rambut ayahnya yang sudah memutih, juga kumis serta jenggotnya, sangat menunjukkan bahwa ia sudah cukup umur..
Matahari siang itu tampak sangat terik, tapi tanpa lelah ia rela menjemput anaknya setelah menuntut ilmu.. Mungkin hampir tiap hari ia lakukan pekerjaan itu… Pekerjaan mengantar dan juga menjemput anaknya untuk sekolah, demi mendapatkan cita-cita yang anaknya inginkan..
Saat itu, aku teringat akan masa-masa 3-5 tahun ke belakang…
Masa-masa dimana baju “putih abu-abu” menjadi pakaian yang kukenakan setiap harinya..
Hampir setiap hari, ayah mengantarkanku ke sekolah dengan sepeda motor..
Bahkan, jika aku memintanya untuk menjemput saat pulang sekolah, ia tidak akan menolaknya…
Tak pernah sedikitpun kudengar keluh kesah darinya. Meskipun kulihat guratan-guratan keletihan darinya…
Begitulah arti keikhlasan,, sesuatu yang mungkin sangat sederhana, tapi sangat sulit untuk dilakukan..
Dan aku harus banyak belajar dari ayah dan juga ibuku…
Ya… belajar keikhlasan dari orang tuaku..
Mereka yang selama ini merawatku dengan seluruh kasih sayang yang dimilikinya…
Terlebih ibuku, ia rela memberikan apapun yang anaknya inginkan,,,
Sekalipun ia harus berkorban untuk memenuhinya….
Terkadang timbul penyesalan, mengapa aku sangat sering melukainya…
Mengapa aku sering tidak patuh padanya…
Mengapa aku belum bisa berbakti padanya sepenuhnya….
Mengapa aku sering mengecewakannya…
Padahal mereka selalu memenuhi seluruh kebutuhanku dan juga keinginanku..
Aku memang terlalu egois pada mereka… Aku tidak pernah mendengarkan keinginan mereka…
”Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu-bapamu, Hanya kepada-Kulah kembalimu” (Luqman : 14)
Aku akan terus belajar dari mereka,, belajar mengenai arti sebuah keikhlasan….
Dimulai dari berbuat baik padanya..
Berbakti padanya..
Patuh padanya,..
dan juga memperhatikannya….
Mengerti kondisi mereka,, saat mereka senang maupun susah…
“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-sekali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (Al-Isra’ : 23)
Mungkin, aku takkan bisa seperti mereka…
Aku juga tidak akan bisa membalas semua yang telah mereka berikan..
Akan tetapi, aku akan terus berusaha untuk membuat mereka tersenyum…
Paling tidak, dengan senyuman mereka, mereka bisa melupakan masalahnya,, mesikpun hanya sekejap..
-----------------------------------------------------
Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
Ditulis oleh DaFo Cirebon untuk anggota IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
No comments:
Post a Comment